Hampir semua kamus yang ada mendefinisikan Kata Sejarah (History) adalah rentetan peristiwa yang “benar-benar” terjadi di masa lalu. Jadi berdasarkan definisi tersebut apa yang terjadi saat ini, pada detik berikutnya sudah menjadi sebuah sejarah. Pertanyaan yang sering timbul adalah peristiwa tersebut apakah benar-benar terjadi ataukah hanya sebuah rekayasa dari penulis sejarah. Karena ada sebuah ungkapan bahwa sejarah adalah peristiwa yang dituliskan kembali oleh mereka yang berkuasa, dengan demikian akan ditulis menurut selera sang penguasa.
Namun demikian apakah itu akan menjadikan sejarah adalah sesuatu hal yang basi dan membosankan. Tidak bisa dikatakan demikian, karena pada dasarnya setiap peristiwa sejarah akan membuat rasa penasaran kita, tentang kebenarannya dan Implikasinya di kehidupan kita saat ini. Sebagaimana ucapan pemimpin kita Bung Karno yang membuat akronim JAS MERAH yaitu jangan sekali-kali melupakan sejarah, karena dengan belajar dari sejarah kita akan bisa mengambil hikmah dibalik peristiwa tersebut.
Dari sejarah penemuan rekayasa komunikasi lintas atlantik tanpa kabel lewat kode morse yang diciptakan Guglielmo Marconi, maka dapat berkembang tekhnologi informasi Internet lintas batas. Dari penemuan golongan darah oleh Karl Landsteiner maka akhirnya berkembang metode penciptaan bayi tabung, dengan belajar pada sejarah penemuan Teori Relativitas Einstein maka berkembanglah penemuan-penemuan pesawat ruang angkasa yang mengantar Neil Amstrong untuk mendarat di bulan. Tak dapat disangkal sejarah bisa menunjukkan sebuah era yang sarat perubahan dramatis dan mencengangkan.
Sejarawan Eric Hobsbawm penulis buku “The Age of Extremes” menyebut abad XX sebagai abad yang singkat, alasannya karena banyaknya peristiwa yang muncul dan serba cepatnya perubahan yang terjadi nyaris di segala bidang, sehingga jalannya waktu terasa amat cepat dan singkat. Sehingga sejarah bukanlah sekedar kumpulan hari, tanggal, atau fakta-fakta kering di masa lalu, tetapi ada sebuah dimensi yang menujukkan peristiwa-peristiwa yang sarat akan makna.
Dalam sejarah Indonesia di abad XX banyak kejadian-kejadian yang dramatis, dimulai dari berdirinya boedi Oetomo, sumpah pemuda, kemerdekaan, peristiwa G 30 september 1965, lengsernya Soeharto, reformasi, Diturunkannya Abdurrahman Wahid, bencana tsunami, semuanya menuunjukkan sebuah periode dalam sejarah yang penuh dengan perubahan yang dramatis. Semua harus bisa kita jadikan cermin dalam upaya untuk menjadikan bangsa yang tidak akan mengulang kesalahan-kesalahan yang sama di masa kini dan yang akan datang.
Pembantaian yang sangat sadis di Gerakan 30 september 1965 hendaknya dijadikan instropeksi agar tidak pernah terulang di kemudian hari. Bukan hanya kematian danluka secara fisik saja yang dialami para korbannya tapi lebih dari itu anak cucu mereka mempunyai trauma secara psikis dan belum lagi stigmatisasi dari masyarakat bahwa mereka adalah pihak yang harus disingkirkan dalam percaturan politik di Negara ini. Belum lagi peristiwa kerusuhan dan penjarahan di mei 1998, yang memunculkan isu adanya pemerkosaan secara massal pada etnis tertentu yang sampai sekarang belum bisa dibuktikan secara hukum.
Semua itu haruslah bisa dijadikan sebuah pelajaran dari pengalaman sejarah yang tak ternilai harganya, janganlah peristiwa-peristiwa yang menyedihkan tersebut terulang di masa mendatang. Sudah terlalu banyak ongkos social yang harus dibayar karena peristiwa-peristiwa tersebut. Dalam peristiwa sejarah juga harus dapat menambah motivasi-motivasi dalam membangun bangsa ini, seperti lahirnya kebangkitan nasional, sumpah pemuda, kemerdekaan, keberhasilan pembangunan, semua haruslah menjadi cermin untuk memompa semangat juang kita.
Bagi para sejarawan, mempunyai tugas yang berat untuk menuliskan sejarah dengan berdasarkan peristiwa, fakta, dan analisa yang bisa dipertanggung jawabkan kredibilitasnya secara akademis, jangan sampai ada unsur tekanan dan paksaan dari pihak manapun sehingga sejarah yang dituliskannya menjadi bias. Karena banyak keputusan-keputusan yang dibuat saat ini untuk kepentingan jangka panjang dengan menengok pada sejarah yang telah terjadi. Sebagaimana pepatah lama yang menyatakan : “seseorang yang lupa akan sejarahnya akan ditakdirkan untuk mengulanginya.”
Minggu, 06 Juli 2008
Langganan:
Postingan (Atom)