Bersama hujan
Aku memandang mobil-mobil mewah pongah meintasi aspal jakarta
Di belakangnya tertempel poster “ milik politisi, orang miskin dilarang iri”
Dan orang miskin hanya bisa mengeluh
Seakan memuntahkan segumpal derita dari tubuhnya
Bersama hujan
Aku teringat tanah-tanah basah oleh air mata di papua
Ketika cukong-cukong membabat habis semua tanah,air,logam, dan kehidupan mereka
Sementara para penguasa sibuk menghitung kepala-kepala mereka
Sebagai sebuah angka statistika untuk di pigura dalam museum kesenian
Bersama hujan
Aku memandang lumpur yang perlahan menenggelamkan kota
Menelan masa depan anak-anak mereka
Menelan rumah tempat mereka rindu dan ingin kembali
Ketika semua pejabat sibuk membangun podium dan berebut mikrofon
Bersama hujan
Aku biarkan rindu ini menyusun perasaan-perasaannya sendiri
Mengalir bersama derap kaki-kaki hujan
Berenang menggapai akar-akar teratai hatimu
Pada sebuah danau kenangan
Bersama hujan
Aku terjaga basah kuyup oleh mimpi malam
Yang penuh dengan kehangatan ingatan terhadapmu
bersama hujan
cintaku akan terus menerpa ke seluruh penjuru
seperti angin yang mengandung butiran hujan
Dan tak mengenal kata usai
Madiun, 15 nopember 2011
Arif gumantia
Inspirasi dari lagu “november rain” GnR
Senin, 14 November 2011
Langganan:
Postingan (Atom)