Selasa, 28 Juli 2009
Sejarah Singkat Deep Purple
Deep Purple adalah kelompok hard rock Inggris yang dianggap sebagai salah satu pelopor musik heavy metal bersama dengan Led Zeppelin dan Black Sabbath.
Cikal bakal Deep Purple merupakan kreasi dari Jon Lord yang sebelumnya bermain untuk The Flowerpot Man bersama rekan pemusik lainnya, Chris Curtis, dan seorang pengusaha yang mencoba menjadi produser musik, Tony Edwards. Pada Bulan Desember 1967, Curtis merekrut Ritchie Blackmore yang ketika itu sedang mencoba nasib di Jerman bersama Neil Christian And The Crusaders.
Sebelum di Jerman, Blackmore pernah bergabung dengan The Outlaws dan Screaming Lord Sutch And The Savages. Lagu "The Address" dan "Mandrake Root" ditulis pada pertemuan pertama Blackmore dan Lord. Tak lama kemudian bergabung pula rekan pemetik bas Lord di The Flowerpot Man, Nick Simper. Untuk mengisi posisi vokalis serta penabuh drum, Lord dan Blackmore merekrut Rod Evans dan Ian Paice. Setelah sempat menamakan diri sebagai Roundabout, bulan Maret 1968 mereka resmi menjadi Deep Purple.
Sebelum memutuskan nama Deep Purple Nama nama lain yang sempay di usulkan sebagai nama band adalah "Orpheus", "Concrete God", juga nama "Sugarlump". Pada suatu pagi, Ritchie mengusulkan nama "Deep Purple" karena itu nama lagu favorit neneknya, yang cukup populer pada tahun 1920-an dan menjadi hit kelompok Nino Tempo And April Steven tahun 1963.
Pada tahun 1969, nasib Simper dan Evans didepak secara tiba-tiba oleh Blackmore, Lord, dan Paice. Richtie keluar-masuk pub untuk mencari pengganti. Akhirnya, dia terkesan dengan dua personel Episode Six, Ian Gillan serta Roger Glover.
karena sering gonta ganti personel Maka Deep Purple dikelompokkan dalam formasi Mark disingkat MK untuk masing-masing formasi.
dengan perincian sebagai berikut :
Mk I
(1968-1969) • Rod Evans - vocals
• Ritchie Blackmore - guitar
• Jon Lord - keyboards
• Nick Simper - bass guitar
• Ian Paice - drums
• Mk I, mengeluarkan album :
o Shades of Deep Purple, September 1968 #24 US
o The Book of Taliesyn, Desember 1968 #54 US
o Deep Purple, November 1969 #162 US
Mk II
(1969-1973) • Ian Gillan - vocals
• Ritchie Blackmore - guitar
• Jon Lord - keyboards
• Roger Glover - bass guitar
• Ian Paice - drums
• Mk II, Mengeluarkan album :
o Deep Purple in Rock, Juni 1970 #4 UK, #143 US
o Fireball, September 1971 #1 UK, #32 US
o Machine Head, Maret 1972 #1 UK, #7 US
o Who Do We Think We Are, Februari 1973 #4 UK, #15 US
Mk III
(1973-1975) • David Coverdale - vocals
• Ritchie Blackmore - guitar
• Jon Lord - keyboards
• Glenn Hughes - bass guitar,vocals
• Ian Paice - drums
• Mk III, Mengeluarkan album :
o Burn, Februari 1974 #3 UK, #9 US
o Stormbringer, Desember 1974 #6 UK, #20 US
Mk IV
(1975-1976) • David Coverdale - vocals
• Tommy Bolin - guitar
• Jon Lord - keyboards
• Glenn Hughes - bass guitar,vocals
• Ian Paice – drums
Formasi inilah yang konser di Stadion utama senayan pada
Tanggal 5 desember 1975.
• Mk IV , mengeluarkan album :
o Come Taste the Band, Oktober 1975 #19 UK, #43 US
(1976-1984) Deep Purple mengalamai masa vakum.
Mk IIa, reunited
(1984-1989) • Ian Gillan - vocals
• Ritchie Blackmore - guitar
• Jon Lord - keyboards
• Roger Glover - bass guitar
• Ian Paice - drums
• Mk IIa, mengadakan Reuni dan melahirkan album :
o Perfect Strangers, November 1984 #5 UK, #17 US
o The House of Blue Light, Januari 1987 #10 UK, #34 US
Mk V
(1989-1991) • Joe Lynn Turner - vocals
• Ritchie Blackmore - guitar
• Jon Lord - keyboards
• Roger Glover - bass guitar
• Ian Paice - drums
• Mk V, mengeluarkan album :
o Slaves & Masters, Oktober 1990 # 45 UK, #87 US
Mk IIb, again reunited
(1992-1993) • Ian Gillan - vocals
• Ritchie Blackmore - guitar
• Jon Lord - keyboards
• Roger Glover - bass guitar
• Ian Paice - drums
• Mk IIb, mengadakan Reuni lagi dan menghasilkan album :
o The Battle Rages On, Juli 1993 #21 UK, #192 US
Mk VI
(1993-1994) • Ian Gillan - vocals
• Joe Satriani - guitar
• Jon Lord - keyboards
• Roger Glover - bass guitar
• Ian Paice - drums
MK VI ini tidak mengeluarkan album.
Mk VII
(1994-2002) • Ian Gillan - vocals
• Steve Morse - guitar
• Jon Lord - keyboards
• Roger Glover - bass guitar
• Ian Paice - drums
• Mk VII, mengeluarkan album :
o Purpendicular, Februari 1996 #58 UK
o Abandon, Mei 1998 #76 UK
Mk VIII
(2002-present) • Ian Gillan - vocals
• Steve Morse - guitar
• Don Airey - keyboards
• Roger Glover - bass guitar
• Ian Paice - drums
• Mk VIII , mengeluarkan album :
o Bananas, Agustus 2003
o Rapture of the Deep, Oktober 2005 #81 UK
o Rapture of the DeepEdisi Spesial 2 CD , Juni 2006
41 tahun sudah para legenda Rock ini malang melintang dalam percaturan musik Rock, dan album juga Hit-2nya tak lekang oleh jaman. kaset dan CDnya masih diburu oleh para kolektor dan penikmat musik.
Lagu-lagunya sangat kuat baik dari segi lirik maupun musikalitasnya.
Madiun, 27/07/2009
arif gumantia
Creator Grup Legenda Rock di FB
Kamis, 23 Juli 2009
Resensi Buku Divine Madness, Sketsa Biografis sastrawan 'Gila' karya Tri Wibowo B.S.
“Di manakah Tuhan?...Kuberi tahu kalian! Kita telah membunuhnya-kau dan aku. Kita semua adalah pembunuh”(Nietzsche, The Death of God, dalam “The madman”).
Friedrich Nietzche lahir pada 15 oktober 1844, di Rocken, Saxony, putra dari seorang Pastur Lutheran. “si Pembunuh Tuhan” adalah julukan bagi penulis dan filsuf besar jerman yang mempengaruhi banyak penulis dan filsuf besar abad ke- 20. Karyanya yang paling popular ALSO SPRACH Zarathustra (1883-1885). Pada januari 1889 Nietzche mengalami kejatuhan mental parah di turin Italia. Dia di temukan di jalanan menangis dan memeluk seekor kuda. Nietzche meninggal di Weimar pada 25 agustus 1900. dalam keadaan Depresi.
Kisah di atas adalah salah satu kisah yang dapat kita temukan dalam buku Divine Madness Sketsa Biografis Sastrawan ‘Gila”. Yang ditulis oleh teman saya yang humoris dan rendah hati, yaitu Tri Wibowo B.S. atau di kenal dengan sebutan Mbah Nyut dan nama di FBnya adalah Triwibs Kanyut. Beliau Lahir di Demak, Jawa tengah 35 tahun yang lalu. Alumni FE UUI Yogyakarta, namun tak tega mencantumkan gelas S.E lantaran saat ujian sering nyontek dan skripsinya menggunakan Data Palsu. Sungguh sikap jujur yang kita acungi jempol. Dan sempat bekerja sebagai Pegawai Bank tapi tak betah karena harus memakai sepatu, baju dan celana rapi. Dan juga tidak bisa merokok dalam ruangan. Yang tidak sesuai dengan jiwanya yang “Bohemian”.
Dalam buku ini akan kita temukan biografi singkat para sastrawan-sastrawan dunia legendaris yang mengalami sebuah istilah Devine Madnes atau ‘Kegilaan Ilahiah” . mereka bukan hanya eksentrik tapi bahkan melampaui ambang batas keganjilan hingga sampai titik dimana mereka bisa dikatakan gila atau depresi berat. Sebagian dari mereka bahkan tak bisa beranjak dari tempat tidur, mudah bertindak asosial dan asusila (seks bebas/menyimpang, berkelahi, criminal dan sebagainya) hubungan interpersonal lumpuh, tenggelam dalam minuman keras dan bahkan sampai pada titik ekstrem : Bunuh Diri. Dan sebagai orang awam kita tampaknya sangat terpikat pada orang-orang besar yang unik, dengan perjalanan hidup yang tak lazim, yang mengalami banyak persoalan hidup dan kejiwaan namun tetap mampu menghasilkan karya besar.
Kita akan temukan kisah-kisah dari Aleister Crowley, Arthur Rimbaud, Dante Alighieri, Edgar allan Poe, Ernest Hemingway, Franz Kafka, Friedrich Nietzche, Herman Hesse, Jack London, Leo N Tolstoy, Marquis de Sade, Oscar wilde, paul verlaine, Robert Lowell, Samuel Beckett, T.S Elliot, Virginian Woolf, Yasunari kawabata, Yukio Misima, dan masih banyak lagi. Total ada 65 sastrawan yang biografi singkatnya di tulis di buku ini dengan segala sikap ke’gila’annya. Dengan gaya bahasa penulis yang pilihan kata-katanya mudah dipahami dan gaya bertutur yang mengalir membuat buku ini menarik dan enak untuk di baca, dan juga perlu untuk referensi bagi kita tentunya.
Seperti bagaimana kehidupan pemenang nobel Ernest hemingway peraih nobel sastra yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri dengan senapan kesayangannya di rumahnya di ketchum, Idaho. Atau kisah penulis paling controversial dalam kesusastraan prancis, Marquis de Sade, yang menerbitkan kisah-kisah erotik dan porno, yang merupakan pencipta istilah Sadomasokisme (kesenangan menikmati kekejaman). Yang sebagian kehidupannya di habiskan dari penjara ke penjara, dan pernah di rawat karena gila
. Juga kisah tentang Herman Hesse yang karyanya banyak mengilhami dan mempengaruhi musisi-musisi Rock seperti Grup Rock Progesif YES pada album “Close to the Edge” dan juga Grup Kansas pada album “journey to mariabronn”. Kisah perempuan pengarang dari Inggris Virginia Woolf yang karya-karyanya banyak di filmkan seperti “Orlando” yang difilmkan pada tahun 1992, dan juga “The Hours” yang dibintangi Nicole Kidman tahun 2003 yang merupakan salah satu episode kehidupan woolf. Virginia Woolf meninggal dengan menenggelamkan diri ke sungai Ouse dekat Sussex dengan mengantungi batu-batu, pada 28 maret 1941.
Barangkali inilah apa yang dinamakan Paradoks yang menarik : prestasi kreatif yang lahir dari jiwa yang tersiksa, tertekan, dan terguncang. Seperti sajak yang ditulis penyair Perancis Charles Baudelaire…”Kau kan sesal”
Siapa bisa pahami penyair?
:Hanya batu nisan
Maka pada nisan semata
Kan kukabarkan mimpi
Judul Buku : Divine Madness sketsa biografis sastrawan Gila
Pengarang : tri Wibowo B.s
penerbit : kakilangit Kencana
cetakan : pertama juni 2009.
Madiun, 21/07/2009
Arif Gumantia
Juru tulis yang suka pecel
Selasa, 21 Juli 2009
Teka-teki Imam Al-Ghazali
Teka-teki Imam Al-Ghazali
Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya, lalu beliau bertanya ( Teka Teki ) :
Imam Ghazali: "Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?"
Murid 1: "Orang tua"
Murid 2: "Guru"
Murid 3: "Teman"
Murid 4: "Kaum kerabat"
Imam Ghazali: "Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Surah Ali-Imran :185).
Imam Ghazali: "Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?"
Murid 1: " Negeri Cina "
Murid 2: "Bulan"
Murid 3: "Matahari"
Murid 4: "Bintang-bintang"
Iman Ghazali: "Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama".
Iman Ghazali: "Apa yang paling besar didunia ini ?"
Murid 1: "Gunung"
Murid 2: "Matahari"
Murid 3: "Bumi"
Imam Ghazali: "Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A'raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka."
Imam Ghazali: "Apa yang paling berat didunia?"
Murid 1: "Baja"
Murid 2: "Besi"
Murid 3: "Gajah"
Imam Ghazali: "Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah."
Imam Ghazali: "Apa yang paling ringan di dunia ini ?"
Murid 1: "Kapas"
Murid 2: "Angin "
Murid 3: "Debu"
Murid 4: "Daun-daun"
Imam Ghazali: "Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SHALAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan shalat "
Imam Ghazali: "Apa yang paling tajam sekali didunia ini ?"
Murid- Murid dengan serentak menjawab: " Pedang "
Imam Ghazali: " Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasan saudaranya sendiri.
*Diambil dari kisah Hikmah Imam Al-ghazali
Sabtu, 18 Juli 2009
Antologi Puisi Kota sunyi Tahajud cinta Kunang-kunang...Karya Handoko F. Zainsam
Antologi Puisi Kota Sunyi Tahajud Cinta kunang-kunang adalah 3 kumpulan Puisi dari Handoko F Zainsam yang ditampilkan dalam satu terbitan Buku. 3 kumpulan Puisi tersebut adalah Metamorfosa, Sketsa cinta lingga Yoni, dan Kota Sunyi: Tahajjud cinta kunang-kunang. ditulis Oleh handoko antara tahun 1996 sampai 2008, yang memberikan gambaran perjalanan penulisan puisi sesuai salah satu kalimat dalam Puisinya : “Puisi adalah cinta, dan kata adalah rasa, sedangkan maknanya adalah kita”.
Handoko F Zainsam lahir di madiun (sama dengan diriku). Adalah alumni Jurusan sastra daerah Program Studi jawa, Universitas Indonesia. Beliau sehari-hari adalah Pemimpin Redaksi majalah Auditor Diggest, sebelumnya menjadi redaktur pelaksana Majalah Matra. Selain itu mengajar teater di SBI madania, parung. Dalam antologi puisi ini kita temukan kepiawaian dalam memilih, menyandingkan, dan memaknai kata dalam puisi-puisinya.
Dalam antologi ini banyak kita temukan Puisi yang sarat penyampaian pesan kepada dunia...
Seperti puisi dengan Judul : “ Tidak secara Main-main
Tidak secara main-main ataupun sembarangan
Tuhan menciptakanmu dari tanah liat
……………..
Ada kekekalan pada dirimu, ruh
Dan bukan yang kekal
Ada kekuasaan pada dirimu, nafsu
Dan bukan yang menguasai
Ada pengetahuan luas pada dirimu, akal
Dan bukan yang mengetahui
Karena Dia yang maha segalanya
…………………..
Emosi, Imajenasi, Pemikiran, Ide, Nada, irama, Kesan pancaindera, Susunan Kata, Kata-kata kiasan, Kepadatan, dan Perasaan yang bercampur-campur. Unsur-unsur tersebut dapat juga kita temukan dalam antologi Puisi ini.
Seperti Puisi yang berisi Dialog dengan judul : “Ndengerin musik tanya jawab”
.....................
Kau bertanya, cinta itu apa?
Aku menjawab : “air dengan jernihnya”
Kau bertanya, rindu itu darimana?
Aku menjawab : “daun kering jatuh ke bumi”
Kau bertanya, kesetiaan itu apa?
Aku menjawab: “ benang dipintal menjadi kain”
Kau bertanya, kedamaian itu apa?
Aku menjawab: “langit dan bumi saling berpandangan”
Kau bertanya, mengapa ada benci?
Aku menjawab :” agar nol menjadi keseimbangan”
.......................................
Yang saya sukai dari Puisi-puisi Handoko adalah seakan-akan bermain kata-kata tapi tidak terjebak menjadi kata-kata indah semata, tapi bisa tercipta makna di dalamnya, hingga tersusun dunia yang bermakna.
Seperti salah satu puisi yang sangat saya suka di bawah ini..judulnya “Jauh…..”
Bintang mati malam ini
Tak ada kerlipnya di langit
Karena dalam terjagaku
Tak kutemukan siapa-siapa
Dan aku hanya sendiri
Di kekosongan yang abadi.
Madiun, 13/07/2009
Arif Gumantia
Juru tulis yang suka Nasi Pecel
Jumat, 10 Juli 2009
Melintasi Jakarta
Melintasi Jakarta
terlihat
Para penjaga Negara sibuk
Menumpuk bintang di pundaknya
Di balik dinding-dinding angkuh kota
kaum cerdik cendikia
tertawa sambil melacurkan ilmunya
di etalase-etalase sastra
penyair menepuk-nepuk dadanya
sambil bersyair tentang
anggur dan cinta
dan bersandar pada bangunan tua
Seorang buruh menatap kosong
Pada malaikat bersayap renjana
Sambil
Menimang-nimang mimpinya
Yang paling sederhana
Bangunan-bangunan Tua kota madiun yang menyimpan sejarah.
Berjalan-jalan keliling kota madiun akan kita temukan bangunan-bangunan Tua yang masih tersisa. Bangunan-bangunan tua yang memiliki nilai sejarah. Dari pengamatan saya
Saat mencoba melihat-lihat bangunan-bangunan tua di madiun yang masih tersisa adalah : Gedung Balai Kota, Gedung Bakorwil, Pabrik Gula Rejo Agung, Asrama Bousbow, Klenteng, Bank BRI alun-alun, Lapas Klas I madiun, Gereja Santo Cornelius, Penjara CPM di jalan A Yani, dan stasiun Madiun, makam kuno kuncen, masjid kuno kuncen, makam kuno Taman, dan masjid kuno Taman.
Sedangkan jembatan yang di anggap tua dan bersejarah adalah jembatan manguharjo dan ngebrak. Yang Ironisnya bangunan-bangunan tersebut tidak masuk dalam Cagar Budaya, sehingga tidak dilindungi oleh undang-undang, dan sewaktu-waktu pemiliknya bisa melakukan pemugaran dan menjualnya. Seperti yang sudah terjadi pada bangunan tua Bioskop Lawu di jalan Kalimantan yang telah berubah menjadi mall Sri Ratu.
Berdasarkan data dari dinas Kebudayaan kota madiun Bangunan-bangunan tua yang bernilai sejarah yang diakui sebagai Cagar Budaya yang dilindungi oleh Balai Pengembangan dan pelestarian Benda Purbakala hanyalah 4 buah saja yaitu Makam kuno kuncen, Masjid Kuno Kuncen, Makam kuno Taman, dan masjid kuno taman. Memang di 4 bangunan tersebut juga terdapat benda purbakala, seperti batu untuk menentukan waktu salat, dan batu besar bertuliskan aksara Kuno.
Dari hasil wawancara yang di lakukan jawa Pos Radar Madiun dengan Kepala Bidang Kebudayaan bapak Wahyudi, menyatakan sebenarnya berbagai upaya telah ditempuh Bidang Kebudayaan Dinas Dikbudpora untuk mendaftarkan benda maupun bangunan tua sebagai cagar budaya, namun tidak disetujui oleh pihak Balai Purbakala Trowulan. Jadi permasalahan ada pada Balai Purbakala Trowulan yang membawahi semua cagar budaya di jawa timur.
Seperti penemuan batu bersejarah di sogaten, manguharjo. Batu tersebut diperkirakan ada sejak jaman pangeran Timoer yang penguasa madiun pertama kali. Sudah diajukan mulai tahun 1997 tapi selalu ditolak dan tidak masuk benda cagar budaya yang dilindungi. Dengan alasan harus ada penelitian langsung oleh antropologi dan sejarah dari balai purbakala Trowulan. Saya jadi berpikir, bagaimana kita akan menjadi sebuah bangsa yang besar, kalo menangani hal seperti ini memerlukan Birokrasi yang sangat rumit, bayangkan tahun 1997 sampai sekarang, tanpa ada respon yang positif.
Sedangkan menurut UU no. 5 tahun 1992 tentang cagar budaya sudah di atur secara jelas apa saja yang masuk kategori cagar budaya yang dilindungi. Seperti Benda yang berumur di atas 50 tahun, yang mewakili masanya dan memiliki nilai penting bagi sejarah dan pengetahuan.
Tentunya kita berharap Balai Purbakala Trowulan agar segera merespon, agar bangunan-bangunan tua ini bisa segera dimasukkan cagar budaya, agar tidak dirobohkan untuk diganti mall-mall, dan bukankah bangunan-bangunan tersebut dapat di gunakan sebagai bahan pembelajaran sejarah bagi kita dan Generasi mendatang. Selain juga sebagai unsure yang menyimpan nostalgia dan kenangan, atau bahkan bisa menjadi ICON sebuah kota.
Jangan sampai saat kita pergi dari kota madiun, dan beberapa tahun kemudian kita pulang berkata :
“Aku berada Kembali di madiun, Banyak yang asing”
Tak kutemukan kelok jalan dan bangunan Tua tempat ku bersandar waktu lalu”
Hanya tersisa kelengangan dalam keramaian”
Madiun, 26/06/2009
Arif Gumantia
warga madiun
Petani
Resensi Kumpulan Cerpen Laki-laki beraroma rempah-rempah ( kumpulan cerpen Tina K)
Membaca Kumpulan Cerpen “Laki-laki beraroma rempah-rempah” dari Tina K atau nama FB-nya Magi Luna ini kita seakan di ajak untuk masuk dalam kehidupan para wanita lajang dengan segala problematika cintanya di kota Metropolitan. Dari 18 cerita pendeknya semuanya mengalirkan cerita yang begitu memukau tentang para wanita lajang dalam menyikapi cinta dengan setting kota metropolitan, dari sudut pandang seorang wanita.
Teman saya Tina K, lahir dan besar di semarang, dan kuliah di Akses Tarakanita Jakarta. Sejak SMA hingga tamat kuliah dan bekerja, banyak menulis tentang kisah perjalanan sesuai hobbynya yang suka traveling, juga sering menulis cerpen, novelette, dan puisi. Tulisannya banyak di muat di kumpulan cerpen Anita cemerlang, juga tersebar di majalah Gadis, Femina, Halo, Cinta, Aneka, Kawanku, dan Kartini. Buku kumpulan cerpen ini adalah kumpulan cerpennya yang pertama.
Membuat sebuah cerpen adalah tidak mudah, karena begitu cerita di mulai tugas pengarang adalah bagaimana Pembaca tidak berhenti membaca dan tetap setia menyusuri jalinan cerita sampai selesai. Di sinilah kita temukan kekuatan atau kepiawaian Tina K dalam menulis cerpen, pembaca seakan dihadapkan pada impuls naratif yang memancing daya imajinasi dan juga hanyut seakan pembaca merasa ada di dalam cerita tersebut.
Dengan deskripsi tentang detail baik suasana maupun tempat yang diceritakan dengan mengalir indah, dialog antar tokoh-tokohnya yang saling bertautan, juga bangunan konflik yang di bangun, bisa untuk memancing daya emosi dan imajinasi pembaca seakan kita sendiri yang sedang mengalami jatuh cinta atau patah hati yang ada pada jalinan cerita tersebut. Selain itu ending yang sering yang terduga membuat pembaca tidak saja setia untuk menyusuri kata dan kalimatnya tapi bahkan bisa larut di dalamnya.
Dibuka dengan Cerpen berjudul “laki-laki beraroma rempah-rempah”, kita dihadapkan bahwa bagaimana seorang wanita yang “biasa” dan sudah terbiasa dengan wajah dan bentuk tubuhnya yang gendut, berusaha untuk menjadi wanita seperti dalam iklan yang cantik dan langsing karena jatuh cinta pada seorang yang tampan dan manly sekali. Sebuah gambaran tentang realitas yang sering kita jumpai.
Dalam “badai siang hari” tema tentang cinta segi tiga yang coba ditawarkan. Dilanjutkan dengan “Di ujung Pelangi” yang berkisah tentang kecantikan wanita tidaklah hanya pada apa yang tampak tapi juga pada inner beauty, otak yang cemerlang, sifat, dan sikapnya.
yang menarik dari kumpulan cerpen ini adalah ada puisi-puisi juga yang terselip di antara cerpen-cerpen yang ditampilkan, seperti Puisi di bawah ini:
Rinduku padamu adalah sungai tak bermuara,
Di pusarannya,
Hatiku,
Sekarat.
Ada juga cerpen dengan judul “gaun kembang rumput dari alia’ yang berisi tentang kepedihan seorang gadis yang menderita penyakit ginjal dan harus selalu melakukan cuci darah, tapi dalam sisa hidupnya ingin mempersembahkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, sungguh cerita yang sangat kontemplatif. Dan juga dengan lagi maraknya Facebook ada juga cerpen yang mengisahkan betapa lewat Facebook bisa terjadi romantika percintaan seperti dalam cerpen “ Cermin yang retak”.
Secara keseluruhan 18 cerpen ini, pengarang berhasil untuk menjaga ritme cerita sehingga pembaca akan dihadapkan pada kejutan-kejutan. Dan juga dengan gaya bercerita yang mengalir meskipun ada letupan-letupan perasaan para tokohnya, membuat
Ceritanya enak untuk dibaca dan dinikmati.
Dan sesuatu yang dapat kita petik dan renungkan dalam kumpulan cerpen-cerpen ini adalah sepahit apapun hidup kita, kejujuran adalah hal yang utama.
Selamat menikmati cerpen-cerpen dari Tina K ini, yang sekarang sudah tersedia di toko-toko buku.
Madiun, 08/07/2009
Arif Gumantia
Juru tulis yang suka nasi pecel
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• bagi teman-teman yang ingin berkenalan dengan penulisnya, Tina K atau Magi luna itu saya taruh di atas sendiri FB-nya,
• Buat mbak magi luna terima kasih kiriman buku kumpulan cerpennya juga tanda tangannya...sukses selalu...keep writing...
pengarang : Tina K.
Penerbit : Kutubuku Sampurna
Jl. Tosiga Ujung No. 74 Kebun Jeruk Jakarta Barat
Telp: (021) 5344420
Tahun : 2009
Rabu, 08 Juli 2009
Dialog Dengan Prof. Abdul Hadi WM
Semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika. Hanya saja sekarang ini Bhinneka Tanggal Ika. Kemana Ika?
Arif Gumantia
April 13 at 10:45pm
IKa telah tanggal...nggih pak..
karena tidak pernah ada yang peduli dan yang merawat..
semua hanya mencari materialisme dan pragmatisme dalam sebuah
ke-Bhinneka-an..
Abdul Hadi Wm
April 17 at 9:47pm
Kita -- orang Indonesia yang beragam etnik, budaya, bahasa dan aliran agama -- ini kan satu rumpun Melayu Mongolid, bahasanya satu rumpun pula Austronesia. Karena yanng mengikat kita ialah keserumpunan etnik dan geografi kenapam pelajaran aanthropologi budaya dan geofrafi diabaikan di sekolah menengah. Juga pelajaran sejarah kebudayaan, sejarah kesenian, kesusastraan, bahasa, dan lain-lain. Orang Kristen tak mau tahu orang Islam, dan tak mau mengetahui agama Islam, begiu pula orang Islam tak mau tahu agama Kristen, karena tak merasa perlu. Begitu seterusnya dengan orang Hindu, dan merea yang percaya pada agama. Mengapa semua itu terjadi? Kesalahan terbesar adalah politik penngajaran di sekolah yang hanya berorientasi kepada ilmu-ilmu positivistik. Apa yang ada dan merupakan kekayaan budaya bangsanya tidak dipelajari. Termasuk khazanah intelektual arisan zaman Hindu, Buddha dan Islam. Bukankah itu suatu kebodohan. Bangsa kita sering membohongi sejarah dan kini sebagai imbalannya ternyata dibohongi oleh sejarah.
Arif Gumantia
April 17 at 9:58pm
terus menurut pak abdul Hadi...bagaimana sebuah kurikulum dalam sekolah-sekolah bisa mengakomodasi tentang Keragaman ini. adakah contoh konkretnya?
agar fanatisme yg destruktif tidak selalu di kedepankan dalam kehidupan kebangsaan ini pak.
Abdul Hadi Wm
April 18 at 8:31pm
Kalau anda kenal paman, kakak atau siapa saja lulusan SMA antara 1955 - 1966, lihat saja kurikulum yang diajarkan di SMP dan SMA ketika itu. Begitu kelas III SMP sudah dibedakan antara jurusan Sosial Budaya (A) dan jurusan Ilmu Pasti Alam (B). SMA dibagi jadi tiga jurusan A (Sastra dan Kebudayaan), B (Ilmu Pasti dan Alam) dan C (Sosial Ekonomi). Di SMP diajarkan kesusastraan Indonesia dan Daerah (di Jabar Sunda, di Jawa Tengah dan Timur sastra Jawa, di Bali sastra Bali, di Madura sastra Madura dst). SMA Bg A diajarkan bahasa Indonesia, Daerah, Jawa Kuna, Arab Melayu, Inggris, Jerman,dan Perancis. Juga Anthropologi Budaya, Sejarajh Kebudayaan, Sejarah Kesenian, Tata Negara, Ekonomi, Sosiologi, Geografi Sosial, dll. Dalam sejarah kebudayaan diajar tentang agama Hindu, Buddha, Islam dan lain-lain, beserta hasil-hasil kebudayaannya. Kenapa sastra Jawa Kuna dan Melayu? Karena dalam dua bahasa inilah khazanah intelektual Nusantara banyak dihasilkan. Murid Bagian A tak perlu belajar fisika, matematika (kecuali Aljabar), biologi (kecuali ilmu kesehatan). Dan seterusnya. Pelajaran sarat dengan teori dan analisis, tidak sekadar hafalan. Jika anda lulusan SMA Bg C (Sosial Ekonomi) maka anda telah mengetahui banyak teori ekonomi dan pembangunan, sehingga tidak kagok begitu masuk Fakultas Ekonomi. Begitu seterusnya. Di SMA bg C dipelajari bahasa Inggeris dan Perancis, di bagian B bahasa Inggeris dan Jerman.
Arif Gumantia
April 18 at 8:38pm
wah..sebuah kurikulum di tahun 1955 sampai 1966 yang sangat hebat. kenapa justru di hilangkan. kebetulan bapak saya guru bahasa dan sastra indonesia SMA pak, saya tanya kemarin..beliau bercerita bahwa waktu SMP sudah di minta sama gurunya untuk menerangkan larik-larik dalam puisi aku-nya chairil anwar. sebuah analisa terhadap puisi..padahal masih SMP.
kenapa justru sekarang malah nggak seperti jaman itu ya pak?
haruskah ada revolusi terhadap dunia pendidikan?
Abdul Hadi Wm
April 18 at 10:48pm
Yang harus dirubah adalah: Politik pengajaran Sastra, politik pengajaran science, politik pengajaran kebudayaan, politik pengajaran ilmu sosia, politik pengajaran ilmu ekonomi, pengajaran ilmu tehnik, politik pengajaran agama. Artinya semua itu diajarkan untuk tujuan apa, dengan metode dan sistem bagaimana, harus diselaraskan pertama-tama dengan upaya meningkatkan kecerdasan rakyat. Orang yang cerdas punya wawasan luas, pengetahuan yang mendalam dalam bidangnya. Geografi misalnya diajarkan supaya rakyat Indonesia tahu keadaa anah airnya, hasil buminya, hutannya. Ilmu kebudayaan diajarkan agar tahu kebudayaan bangsanya, termasuk kesenian dan kesusastraannya.
Arif Gumantia
April 19 at 5:51am
berarti Politik pengajaran dalam pengertian Metode, sistem, dan tujuan pengajaran sebuah ilmu ya pak. wah betul juga ya. selama ini yang saya rasakan di sekolah dulu hanya menghafal aja..tanpa tahu tujuannya untuk apa.
jadi dengan sistem yang benar akan bisa mengakomodasi semua kecardasan anak yang di ajar. yang menurut howard gardner ada Multi inteligent..
ada yang cerdas Bahasa, cerdas Logika, Cerdas seni, Dll.
betul demikian pak Abdul Hadi?
Abdul Hadi Wm
April 19 at 10:50pm
Politik di sini dapat diartikan sebagai kebijakan atau siasat. Politik pengajaran sastra ialah bagaimana kebijakan pengajaran sastra, untuk apa sastra diajarkan, materi pelajaran apa yang harus diberikan. Politik pengajaran sastra berada di bawah politik pendidikan dan pengajaran, sekaligus bagian dari politik kebudayaan. Kalau politik pengajaran kita hanya untuk memberikan dasar pengetahuan berkaitan dengan ketrampilan bekerja (menjadi pegawai), maka politik pengajaran akan terpengaruh. Dulu yang disebut Dep Pendidikan Nasional ialah Departemen Pendidikan dan Pengajaran. Pendidikan budi pekerti, keruhanian, dan lain-lain termasuk cakupannya. Begitu pula pendidikan kewarganegaraan, nasionalisme dll. Agar berhasil ia harus ditunjang materi pelajaran tertentu seperti agama, sejarah, kebudayaan, kesusastraan, bahasa, anthropologi, sosiologi, geografi, dll. Melalui pelajaran anthropologi misalnya kita diajari bahwa bangsa kita terdiri dari berbagai etnik (Sunda, Batak, Jawa, Bali, Bugis, Madura, Minangkabau dll). Dijelaskan pula sejarah munculnya etnik tersebut, geografinya, ciri-cirinya, sistem kepercayaan, sistem kekerabatan, organisasi sosialnya, budayanya dll. Misalnya egini: Orang Minang itu beragama Islam, tetapi corak pendekatannya terhadap berbeda dengan orang Mdura yang beragma Islam. Kenapa? Karena pengaruh ajaran pembaruan di Minangkabau cukup besar, sehingga organisasi yang dominan di sana adalah Muhammadiyah. Orang Madura tidak begitu terpengaruh gerakan pembaru, karena NU sangat dominan di sana. Dst.
(Prof. Dr. Abdul hadi Wm, salah satu sastrawan besar milik negeri ini, Guru Besar yang sekarang mengajar di Fakultas Falsafah dan peradaban Universitas Paramadina Jakarta.)
Dialog terjadi antara saya dan beliau di ruang Message Facebook
Arif Gumantia
April 13 at 10:45pm
IKa telah tanggal...nggih pak..
karena tidak pernah ada yang peduli dan yang merawat..
semua hanya mencari materialisme dan pragmatisme dalam sebuah
ke-Bhinneka-an..
Abdul Hadi Wm
April 17 at 9:47pm
Kita -- orang Indonesia yang beragam etnik, budaya, bahasa dan aliran agama -- ini kan satu rumpun Melayu Mongolid, bahasanya satu rumpun pula Austronesia. Karena yanng mengikat kita ialah keserumpunan etnik dan geografi kenapam pelajaran aanthropologi budaya dan geofrafi diabaikan di sekolah menengah. Juga pelajaran sejarah kebudayaan, sejarah kesenian, kesusastraan, bahasa, dan lain-lain. Orang Kristen tak mau tahu orang Islam, dan tak mau mengetahui agama Islam, begiu pula orang Islam tak mau tahu agama Kristen, karena tak merasa perlu. Begitu seterusnya dengan orang Hindu, dan merea yang percaya pada agama. Mengapa semua itu terjadi? Kesalahan terbesar adalah politik penngajaran di sekolah yang hanya berorientasi kepada ilmu-ilmu positivistik. Apa yang ada dan merupakan kekayaan budaya bangsanya tidak dipelajari. Termasuk khazanah intelektual arisan zaman Hindu, Buddha dan Islam. Bukankah itu suatu kebodohan. Bangsa kita sering membohongi sejarah dan kini sebagai imbalannya ternyata dibohongi oleh sejarah.
Arif Gumantia
April 17 at 9:58pm
terus menurut pak abdul Hadi...bagaimana sebuah kurikulum dalam sekolah-sekolah bisa mengakomodasi tentang Keragaman ini. adakah contoh konkretnya?
agar fanatisme yg destruktif tidak selalu di kedepankan dalam kehidupan kebangsaan ini pak.
Abdul Hadi Wm
April 18 at 8:31pm
Kalau anda kenal paman, kakak atau siapa saja lulusan SMA antara 1955 - 1966, lihat saja kurikulum yang diajarkan di SMP dan SMA ketika itu. Begitu kelas III SMP sudah dibedakan antara jurusan Sosial Budaya (A) dan jurusan Ilmu Pasti Alam (B). SMA dibagi jadi tiga jurusan A (Sastra dan Kebudayaan), B (Ilmu Pasti dan Alam) dan C (Sosial Ekonomi). Di SMP diajarkan kesusastraan Indonesia dan Daerah (di Jabar Sunda, di Jawa Tengah dan Timur sastra Jawa, di Bali sastra Bali, di Madura sastra Madura dst). SMA Bg A diajarkan bahasa Indonesia, Daerah, Jawa Kuna, Arab Melayu, Inggris, Jerman,dan Perancis. Juga Anthropologi Budaya, Sejarajh Kebudayaan, Sejarah Kesenian, Tata Negara, Ekonomi, Sosiologi, Geografi Sosial, dll. Dalam sejarah kebudayaan diajar tentang agama Hindu, Buddha, Islam dan lain-lain, beserta hasil-hasil kebudayaannya. Kenapa sastra Jawa Kuna dan Melayu? Karena dalam dua bahasa inilah khazanah intelektual Nusantara banyak dihasilkan. Murid Bagian A tak perlu belajar fisika, matematika (kecuali Aljabar), biologi (kecuali ilmu kesehatan). Dan seterusnya. Pelajaran sarat dengan teori dan analisis, tidak sekadar hafalan. Jika anda lulusan SMA Bg C (Sosial Ekonomi) maka anda telah mengetahui banyak teori ekonomi dan pembangunan, sehingga tidak kagok begitu masuk Fakultas Ekonomi. Begitu seterusnya. Di SMA bg C dipelajari bahasa Inggeris dan Perancis, di bagian B bahasa Inggeris dan Jerman.
Arif Gumantia
April 18 at 8:38pm
wah..sebuah kurikulum di tahun 1955 sampai 1966 yang sangat hebat. kenapa justru di hilangkan. kebetulan bapak saya guru bahasa dan sastra indonesia SMA pak, saya tanya kemarin..beliau bercerita bahwa waktu SMP sudah di minta sama gurunya untuk menerangkan larik-larik dalam puisi aku-nya chairil anwar. sebuah analisa terhadap puisi..padahal masih SMP.
kenapa justru sekarang malah nggak seperti jaman itu ya pak?
haruskah ada revolusi terhadap dunia pendidikan?
Abdul Hadi Wm
April 18 at 10:48pm
Yang harus dirubah adalah: Politik pengajaran Sastra, politik pengajaran science, politik pengajaran kebudayaan, politik pengajaran ilmu sosia, politik pengajaran ilmu ekonomi, pengajaran ilmu tehnik, politik pengajaran agama. Artinya semua itu diajarkan untuk tujuan apa, dengan metode dan sistem bagaimana, harus diselaraskan pertama-tama dengan upaya meningkatkan kecerdasan rakyat. Orang yang cerdas punya wawasan luas, pengetahuan yang mendalam dalam bidangnya. Geografi misalnya diajarkan supaya rakyat Indonesia tahu keadaa anah airnya, hasil buminya, hutannya. Ilmu kebudayaan diajarkan agar tahu kebudayaan bangsanya, termasuk kesenian dan kesusastraannya.
Arif Gumantia
April 19 at 5:51am
berarti Politik pengajaran dalam pengertian Metode, sistem, dan tujuan pengajaran sebuah ilmu ya pak. wah betul juga ya. selama ini yang saya rasakan di sekolah dulu hanya menghafal aja..tanpa tahu tujuannya untuk apa.
jadi dengan sistem yang benar akan bisa mengakomodasi semua kecardasan anak yang di ajar. yang menurut howard gardner ada Multi inteligent..
ada yang cerdas Bahasa, cerdas Logika, Cerdas seni, Dll.
betul demikian pak Abdul Hadi?
Abdul Hadi Wm
April 19 at 10:50pm
Politik di sini dapat diartikan sebagai kebijakan atau siasat. Politik pengajaran sastra ialah bagaimana kebijakan pengajaran sastra, untuk apa sastra diajarkan, materi pelajaran apa yang harus diberikan. Politik pengajaran sastra berada di bawah politik pendidikan dan pengajaran, sekaligus bagian dari politik kebudayaan. Kalau politik pengajaran kita hanya untuk memberikan dasar pengetahuan berkaitan dengan ketrampilan bekerja (menjadi pegawai), maka politik pengajaran akan terpengaruh. Dulu yang disebut Dep Pendidikan Nasional ialah Departemen Pendidikan dan Pengajaran. Pendidikan budi pekerti, keruhanian, dan lain-lain termasuk cakupannya. Begitu pula pendidikan kewarganegaraan, nasionalisme dll. Agar berhasil ia harus ditunjang materi pelajaran tertentu seperti agama, sejarah, kebudayaan, kesusastraan, bahasa, anthropologi, sosiologi, geografi, dll. Melalui pelajaran anthropologi misalnya kita diajari bahwa bangsa kita terdiri dari berbagai etnik (Sunda, Batak, Jawa, Bali, Bugis, Madura, Minangkabau dll). Dijelaskan pula sejarah munculnya etnik tersebut, geografinya, ciri-cirinya, sistem kepercayaan, sistem kekerabatan, organisasi sosialnya, budayanya dll. Misalnya egini: Orang Minang itu beragama Islam, tetapi corak pendekatannya terhadap berbeda dengan orang Mdura yang beragma Islam. Kenapa? Karena pengaruh ajaran pembaruan di Minangkabau cukup besar, sehingga organisasi yang dominan di sana adalah Muhammadiyah. Orang Madura tidak begitu terpengaruh gerakan pembaru, karena NU sangat dominan di sana. Dst.
(Prof. Dr. Abdul hadi Wm, salah satu sastrawan besar milik negeri ini, Guru Besar yang sekarang mengajar di Fakultas Falsafah dan peradaban Universitas Paramadina Jakarta.)
Dialog terjadi antara saya dan beliau di ruang Message Facebook
Langganan:
Postingan (Atom)