"........seorang manusia tidak pernah tahu demi siapa dia menderita dan berharap.ia menderita, berharap dan bekerja keras demi orang-orang yang tidak pernah dikenalnya, dan yang sebaliknya, akan menderita dan berharap serta bekerja keras demi orang lain yang juga tidak akan bahagia, demi orang yang senantiasa mencari kebahagiaan melebihi apa yang sudah diberikan kepadanya. namun kemuliaan manusia terletak pada hasratnya untuk menjadi lebih baik daripada sebelumnya, untuk menuntaskan tugas-tugas yang diembankan kepada dirinya.
di kerajaan surga tak ada kemuliaan yang perlu diperebutkan, sebab telah terbentuk tingkatan-tingkatan yang mapan, segenap rahasia telah tersingkap, keberadaan adalah suatu perkara yang tidak terbatas, tak ada kemungkinan pengorbanan, semuanya sudah paripurna dan bahagia.
untuk alasan itulah, ketakziman kepada penderitaan dan darma terasa indah di tengah-tengah rasa sakit, kemampuan untuk mencintai di hadapan derita dan godaan, manusia menemukan kemuliaannya yang sempurna di kerajaan dunia yang fana".
(alejo carpentier, novelis cuba, dalam "negeri kaum budak")
Senin, 06 April 2009
Baju yang koyak di kedua sakunya
Menyusuri waktu membelah Jakarta
Terhenti aku pada gedung wakil Negara
Bertemu dengan baju safari yang beraneka warna
Penuh dengan uang di ke-empat sakunya
Berasal dari bunga proyek Negara
Berjalan menuju istana sang penguasa
Dihadang oleh stelan jas dengan lambang garuda
di bawahnya ada selembar kertas dengan tulisan menyala
“ sedang membahas uang pajak anda,
untuk kami bagi antara penguasa dan pengusaha”
Melingkar di gedung bundar jaksa
Terpesona akan indahnya baju toga
Hitam panjang tapi tercium sebuah aroma
Asap pekat jual beli perkara
Selepas sore aku terbenam di kawasan berikat nusantara
Para buruh sibuk berbaris menuju keremangan senja
Tampak koyak dua saku di bajunya
Ku coba tawarkan sulam berbenang sutra..
Dijawabnya:
“percuma, tak ada yang kami punya..
Bahkan untuk sebuah mimpi yang paling sederhana”
30?03/2008
Madiun bersama "..and justice for all-nya..METALLICA"
Terhenti aku pada gedung wakil Negara
Bertemu dengan baju safari yang beraneka warna
Penuh dengan uang di ke-empat sakunya
Berasal dari bunga proyek Negara
Berjalan menuju istana sang penguasa
Dihadang oleh stelan jas dengan lambang garuda
di bawahnya ada selembar kertas dengan tulisan menyala
“ sedang membahas uang pajak anda,
untuk kami bagi antara penguasa dan pengusaha”
Melingkar di gedung bundar jaksa
Terpesona akan indahnya baju toga
Hitam panjang tapi tercium sebuah aroma
Asap pekat jual beli perkara
Selepas sore aku terbenam di kawasan berikat nusantara
Para buruh sibuk berbaris menuju keremangan senja
Tampak koyak dua saku di bajunya
Ku coba tawarkan sulam berbenang sutra..
Dijawabnya:
“percuma, tak ada yang kami punya..
Bahkan untuk sebuah mimpi yang paling sederhana”
30?03/2008
Madiun bersama "..and justice for all-nya..METALLICA"
kugoreskan duri pada puisi
Ada duri di dalam televisi
Mencoba membawakan berita terkini
Tapi terjebak dalam kebohongan sejati
Duri menancap tepat di jantung hati sebagian Da’i
Hingga selalu menyalakan api
Agama lain harus dibasmi
Aku melihat duri di pikiran Politisi
Hingga sibuk mengumbar janji dan mematut diri
Lupa akal sehat dan Nurani
Terselip seikat duri diantara payudara selebriti
Hingga hamburkan jutaan untuk sebuah pisau operasi
Duri-duri melati menusuk lembut pada pinggang korban poligami
Tetapi mereka enggan mencabuti
Karena duri lain akan berganti menyakiti
Dan aku akan tetap berkawan dengan ujung sunyi
Agar bisa kugoreskan duri pada puisi.
madiun
22/03/2009
Mencoba membawakan berita terkini
Tapi terjebak dalam kebohongan sejati
Duri menancap tepat di jantung hati sebagian Da’i
Hingga selalu menyalakan api
Agama lain harus dibasmi
Aku melihat duri di pikiran Politisi
Hingga sibuk mengumbar janji dan mematut diri
Lupa akal sehat dan Nurani
Terselip seikat duri diantara payudara selebriti
Hingga hamburkan jutaan untuk sebuah pisau operasi
Duri-duri melati menusuk lembut pada pinggang korban poligami
Tetapi mereka enggan mencabuti
Karena duri lain akan berganti menyakiti
Dan aku akan tetap berkawan dengan ujung sunyi
Agar bisa kugoreskan duri pada puisi.
madiun
22/03/2009
Langganan:
Postingan (Atom)