Masukan Nama Penyanyi - Judul Lagu

Mesin Cari Free Download Mp3 Gratis

Translate To Your Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Minggu, 29 Januari 2012

Lan Fang, sebuah Lelakon.


Kalau dunia ini panggung sandiwara...biarkan aku jadi penonton saja...aku cape, Tuhan!

Demikian ending dari novel ? Lelakon, karya dari novelis asal surabaya yang barusan meninggalkan kita semua Lan Fang. Sebuah novel yang menarik dan menyergap pikiran. Novel yang seperti sebuah puisi kaya makna. Novel yang didalamnya Lan Fang tidak memberikan sebuah jawaban, Novel yang tanpa banyak menggurui. Penulisnya tidak memberikan sebuah kesimpulan-kesimpulan tapi justru menghujamkan rentetan pertanyaan-pertanyaan , memberikan sebuah ruang yang terbuka untuk kontemplasi pembacanya. pembaca diajak untuk menyaksikan sebuah lanskap, yang merupakan representasi dari sebuah kehidupan nyata.

Ada dunia angan-angan dan ada dunia kenyataan dalam lelakon. Ada dunia tanda tanya yang tak berkesudahan. Dengan berbagai sifat manusia yang kadang begitu ekstrim tapi memang sifat demikian memang benar-benar ada. Lelakon bercerita tentang Sebuah upaya dari para tokoh-tokohnya yang ingin memeluk mimpi-mimpi. Memeluk hasratnya bahkan memeluk semua kepedihannya.

Tokoh-tokoh dalam Novel lelakon tidak hanya mempunyai makna yang tunggal, tapi lebih kepada metafora-metafora yang memendarkan berbagai tafsir bagi para pembacanya. Ada tokoh mon, yang hidup dalam kenyataan yang menghimpit. Selalu dikejar-kejar uang setoran, hingga ia selalu berhasrat “tidur nyenyak di kasur yang memberikan mimpi indah. Bangun tidur ketika matahari menghujani kehangatan dari jendela tanda tanya. Ada lelaki yang menciuminya sampai kelelahan. Ia ingin membuat gambar indah di hidupnya yang berlubang-lubang.”

Ada tokoh bernama Bulan yang hidupnya sangat menyenangkan. Dia punya bola kristal yang di dalamnya adalah dunia yang ideal. Dengan 3 anak mungil bernama Yes, iya dan Inggih. Dan juga punya suami yang (kelihatannya) penurut bernama angin puyuh. Sebuah metafora yang mengingatkan kita begitu indahnya jika kita kehidupan yang ideal, ketika semua menurut pada kehendak kita. Tapi benarkah demikian, ada suara menimbang dalam diriku, demikian kata chairil anwar dalam puisi Sorga. Kata Lan Fang benarkah kita bisa menikmati indahnya bangun jika kita tak pernah jatuh, benarkah kita bisa menikmati keindahan sebuah kesuksesan jika kita tak pernah mengalami nikmatnya menjalani sebuah proses.

Lan fang menyodorkan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan alur yang begitu menggugah perasaan. Dalam bahasa Budi darma, dengan alur yang bergerak begitu lambat, tapi kadang juga bergerak begitu cepat, hingga seakan kita harus beradu cepat dengan makna yang harus segera kita tangkap.

Ada juga tokoh Fantasi yang keluar saat bola kristal dipecahkan oleh bulan. Sebuah Tokoh yang diciptakan untuk mendekontruksi pemikiran kita tentang kebenaran. Yang berucap :”kamu pikir Drupadi itu suci, hah? Puih! Cuh..cuh..! Apa yang dilakukan Drupadi, hah? Melayani lima lelaki tetapi tetap ingin kelihatan suci. Tahukah kau apa yang dilakukan Drupadi setelah lima hari menggilir lima lelaki? Hari keenam dia masturbasi sambil menangis sendiri! Hari ketujuh dia menulis di lontar bahwa lima lelaki itu tidak bisa apa-apa”!

Juga ada tokoh bernama Tongki, yang begitu kaya raya, tapi membangun istana kekayaannya dengan cara berbohong dan menipu. Kesuksesan yang pada akhirnya membuahkan keterasingan, dan kesia-siaan. Hasrat untuk kaya begitu kuat hingga dia kehilangan nilai-nilai kemanusiaannya.

“Berwacana atau bercakap adalah cara yang dengannya kita mengartikulasikan “secara signifikan” mengada-dalam-dunia.” Tulis Martin Heidegger seorang filsuf dalam karyanya Being and Time. Bagi Heidegger, bercakap-cakap adalah satu aktivitas yang membawa pada penemuan signifikansi keberadaan kita sebagai manusia di dunia. Karena itu percakapan adalah aktivitas yang hampir mustahil dihindari. Demikian juga novel, bisa menjadi semacam percakapan, antara Penulis dengan pembaca . Atau antara “kegelisahan jiwa” Penulis dengan “kesadaran” penulis itu sendiri. Bisa juga Percakapan antara “Nurani” dan “realitas yang harus dihadapi” .

Dan Novel lelakon, Lan Fang menceritakan sebuah lelakon kehidupan manusia dengan berbagai metafora, alegori,narasi ironis, dan kenyataan sejarah membentuk sebuah kesatuan tunggal. Lelakon menceritakan bagaimana manusia dengan berbagai sifat yang dimilikinya mengarungi hidup yang penuh jalinan yang asing dan rahasia. Dan inilah kenapa novel ini menjadi karya yang gemilang. Bagi saya Novel yang bagus selalu memberikan perenungan-perenungan. Gaya bercerita, dimana permainan tentang detail suasana dan dialog-dialog tokohnya begitu hidup. Dalam hal ini Lan Fang Berhasil menciptakan tokoh dengan berbagai karakternya, yang menjadikan jalinan cerita menjadi hidup dan penuh kejutan.

Sekarang Lan Fang telah berpulang. Meninggalkan karya –karya besar seperti : Reinkarnasi, Pai Yin, Kembang Gunung Purei, Laki-laki yang salah, Perempuan kembang jepun, Yang Liu, Kota tanpa Kelamin, Ciuman di bawah hujan. Semoga ada banyak Novelis perempuan yang akan meneruskan konsistensinya dalam menulis novel. Selamat jalan Lan Fang, selamat bermain pelangi di Surga.

Now the lights are going out
Along the boulevard
The memories come rushing back
and it makes it pretty hard

I've got nowhere left to go
And no one really cares
I don't know what to do
But I'm never giving up on you

Heaven isn't too far away
Closer to it every day
No matter what your friends say
I know we're gonna find a way

(Heaven, lagu dari grup Rock Warrant)

*Tulisan ini hasil sharing saya pada bincang sastra Majelis sastra Madiun rabu malam di warung i-kopi madiun.


Madiun, 30-1-2012
Arif Gumantia
Penasehat pada Majelis sastra Madiun

Tidak ada komentar: