Masukan Nama Penyanyi - Judul Lagu

Mesin Cari Free Download Mp3 Gratis

Translate To Your Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Minggu, 13 April 2008

Kemiskinan Itu.

Melihat di Media Televisi ada seorang ibu yang tewas saat antri Minyak Tanah di Surabaya, ada sebuah keprihatinan yang sangat mendalam di kalbu penulis. Bagaimana Tidak disebuah negeri yang menurut "Koes Plus", ada Kolam susunya dan tongkat dan batu saja bisa menjadi tanaman, bisa terjadi seperti ini. Tidak Bisakah dibuat sebuah sistem Distribusi dalam penyaluran BBM, sehingga semua bisa merasakan, tanpa ada ketimpangan, bahwa yang kaya bisa menikmati berliter-liter BBM, sedangkan masyarakat kurang mampu kesulitan untuk mendapatkannya, bahkan harus rela antri yang berujung pada kematian.
Sebenarnya kalo Pemerintah mau, bisa mengurai akar permasalan dari sebuah Kemiskinan. Kemiskinan sebetulnya adalah tidak merata-nya hasil kue pembangunan yang sampai ke masyarakat, sebagian besar irisan dari kue tersebut hanya dinikmati segelintir orang, sedangkan irisan yang kecil diperebutkan oleh sebagian besar masyarakat. Demikian kalo dibuat sebuah ilustrasi. Kata Kuncinya sebenarnya adalah niat dari para pengelola untuk melakukan Pemberdayaan pada masyarakat Miskin. Karena sudah terlanjur terbentuk masyarakat dengan strata sosial yang disparitas-nya sangat tinggi.
Menurut Penulis Langkah pertama adalah dengan Mengoptimalkan apa yang ada di ajaran agama yaitu mekanisme Zakat, setiap Masyarakat yang mampu dengan kriteria penghasilan tertentu, apabila setiap bulannya menyisihkan 2,5 % dari penghasilan bersihnya saja, sudah tak terhitung banyaknya hasil yang didapat. Terus pertanyaan yang muncul, Apakah mau para orang yang mampu dalam segi Finansial melakukannya? bukankah banyak Pendapat yang mengatakan bahwa mereka miskin dan kurang beruntung karena mereka semua Malas untuk bekerja, Bahkan ada yang mengatakan Kemiskinan adalah sebuah Takdir. Menurut Penulis bukan demikian sebenarnya, banyak yang jatuh miskin karena tidak adanya kesempatan yang sama dalam menuju ke kesempatan kerja, mereka oleh pakar sosiologi dikatakan sebagai Kemiskinan Struktural, jadi mulai dari orang tuanya sudah miskin, tidak mampu menyekolahkan anaknya, bagaimana mereka mampu bersaing dalam memperoleh pekerjaan yang layak, sedangkan mereka semua tidak mempunyai keahlian yang dipersyaratkan dalam memperoleh kerja. Yang Kedua masalah Takdir, bukankah di Teks Kitab suci disebutkan Bahwa "Tuhan tidak akan merubah nasib suatu Kaum, Kalau kaum tersebut tidak punya niat dan motivasi untuk merubahnya".
Jadi kata kuncinya adalah pemerintah melakukan Pemberdayaan, dimulai dari bidang Pendidikan, karena kunci utamanya ada disini.Dari APBN dan dari Ide Zakat yang terkumpul bisa dipakai Membangun Sekolah, bisa untuk sekolah gratis, beasiswa sampai jenjang mahasiswa, atau mendirikan sekolah di daerah Terpencil, karena masih banyak yang harus berjalan kaki puluhan kilometer untuk mencapai sekolahnya. Bagaimana mereka akan bersaing dengan teman-teman mereka yang di kota, yang segala Fasilitas bertumpuk di sana. Sebagaimana digambarkan sangat Menarik di Tetralogi-nya Andrea Hirata novel "Laskar Pelangi".
Yang Kedua dengan mendirikan Pelatihan-pelatihan setingkat D1 yang siap kerja dengan biaya yang sangat Murah atau bahkan gratis bagi yang berprestasi. Karena yang penulis lihat, untuk sekelas D1 baru lembaga-lembaga yang berbiaya mahal yang ada, Semacam Wearness salah satu contohnya. Lembaga yang kita dirikan bisa dengan jurusan siap pakai, mungkin bisa menjadi desain Grafis, Editing, Perbankan, Sekertaris, Jasa Servis Komputer, software, hardware, dan lain-lain. yang nantinya akan melatih mereka untuk memasuki dunia kerja.
Dan yang Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah Adanya Kesempatan yang sama dalam hal informasi maupun dalam memasuki Dunia kerja, harus betul-betul dihilangkan adanya mekanisne Kolusi dan Nepotisme. Semua diberi Informasi dan kesempatan yang sama, jangan sampai ada Informasi Yang Asimetris (Yang diberi informasi hanya mereka yang "dekat" dengan kekeuasaan Saja).
Memang bukan seperti membalikkan telapak tangan untuk melakukan pemberdayaan, tapi kalo tidak mulai sekarang, kapan lagi memulainya. Diperlukan kepekaan semua pihak, baik dari Kalangan DPR maupun Pemerintah. Jangan hanya Mendatangi masyarakat miskin apabila mendekati kampanye Saja, dan untuk mendongkrak Popularitas saja. Jangan Jadikan Kemiskinan sebagai sebuah Komoditas. Mari kita cintai masyarakat miskin dengan Tulus, sebagaimana sebuah Puisi dari Sapardi Djoko Damono, seorang Dosen UI berjudul "Aku Ingin":
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan Isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Sebuah puisi yang sangat sederhana, tapi terasa dalam, liris, dan menyentuh.

Tidak ada komentar: