Masukan Nama Penyanyi - Judul Lagu

Mesin Cari Free Download Mp3 Gratis

Translate To Your Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Minggu, 10 Mei 2015

Paduan narasi novelistis dan kenyataan historis ( Review Novel Rindu Terpisah di Raja Ampat, karya Kirana Kejora)

Novel ini lahir bersamaan dengan kesadaran pemerintah atas pentingnya pembangunan berorientasi kelautan. Pemerintah yang mencoba memperbaiki kesalahan selama ini yaitu “ Memunggungi lautan”. Padahal sebagian besar wilayah kita adalah lautan. Sehingga novel ini terasa signifikan dan relevan dengan apa yang kita lihat akhir akhir ini.

Novel “Rindu terpisah di Raja Ampat” karya Kirana Kejora, Novelis Kelahiran Ngawi Jawa Timur, yang juga alumni fakultas Perikanan Universitas Brawijaya malang ini menawarkan eksplorasi  dan narasi prosais dengan latar kisah di papua barat. Dengan tokoh tokohnya Rindu Eidelweis, Ganesha Airlangga, dan Karang Biru di kota Timika, Kuala Kencana, Sorong, dan Raja Ampat.

Riset yang mendalam sebelum menuliskannya, dan latar belakang novelis yang punya latar belakang pendidikan di perikanan maka novel ini menjadi prosa sintesis antara fakta dan fiksi yang nikmat untuk dibaca, dengan gaya bahasa yang ilmiah dan puitis, dengan  banyak makna yang bisa kita renungkan.

Kisah bermula dari penugasan kepada Rindu Eidelweis untuk melakukan riset dari sebuah perusahaan Konsultan perikanan dan kelautan untuk melakukan riset berbasis survey terhadap efektifitas bantuan Kapal Inka Mina di papua. Dan juga menulis artikel untuk majalah Sea paradise, sebuah majalah perikanan dan kelautan bertaraf internasional. (Hal 8).

Ada beberapa hal yang dapat dianalisa dan diapresiasi dari novel ini.. Yang pertama adalah gagasan atau tema yang dicoba diangkat dalam kisah novel ini, sebuah niat baik berupa bantuan pemberian kapal pada nelayan, jika tidak diawali dengan riset yang komprehensif akan mubazir atau sia sia..tema yang kedua adalah keindahan bawah laut raja ampat yang tak terpermanai masih belum bisa dirasakan manfaatnya secara maksimal bagi penduduk setempat.(Hal 43)

Yang kedua adalah narasi ilmiah yang sebagian besar ada di novel ini tapi di ceritakan dengan gaya bahasa yang mudah untuk dicerna, seperti istilah istilah tentang diving dan keanekaragaman hayati di lautan jenis jenis ikan, terumbu karang, dan ekosistem yang melingkupinya. (Hal 155)
Yang ketiga adalah Plot atau tehnik penceritaan dengan menggunakan alur cerita yang disusun secara linier hanya sekali menggunakan teknik flash back ketika Rindu eidelweis menjalani Orientasi Program Studi Pengenalan Kampus (OPSPEK) di fakultas perikanan universitas Brawijaya Malang dan bertemu dengan senoirnya Karang Biru. Dan kembali bertemu di raja ampat saat karang menjadi dive master. (Hal 125).

Novel yang tanpa banyak menggurui. Kirana lebih banyak menggambarkan suasana latar dan setting peristiwa lewat dialog dialog. Hingga pembaca bisa berimajinasi dan menerka tentang karakter dari para tokoh yang diciptakannya. Gaya bercerita ini juga berguna agar pembaca tidak bosan dan tetap setia membaca novel hingga di akhir cerita.

kekuatan sintesis dari novel ini memadukan Esai ironis, narasi novelistis,  kenyataan historis, aliran fiksi menjadi kesatuan tunggal. hingga kekuatan sintesisnya  mengkombinasikan berbagai hal untuk menjadi cerita yang menarik dari awal hingga akhir. Esai esai ironis tersirat pada dialog dialog yang dilakukan Rindu Eidelweis pada para nelayan, dan saat berkisah tentang keindahan kota kuala kencana.

Kenyataan historisnya ada pada kisah terbentuknya kerajaan kerajaan di papua barat, hingga nama nama pada bandaranya. (hal 47). Aliran fiksi menjadi bagian dari novelistis saat berkisah tentang cinta jarak jauh antara Rindu Eidelweis dan Ganesha Airlangga, dan cinta Lokasi antara Rindu dengan Karang Biru. Semua ini menjadi kombinasi menarik yang bisa dinikmati semua kalangan Pembaca mulai dari remaja hingga Dewasa.

Kritik yang diberikan pada novel ini adalah masih kurangnya eksplorasi secara mendalam terhadap gagasan agar bisa memenuhi unsur unsur sastrawi. Baik dari segi estetika, inovasi gaya penceritaan, maupun permasalahan kehidupan. Misalnya eksploitasi atas nama pariwisata hingga mengakibatkan hubungan yang timpang antara penduduk asli dan cukong, dan kontribusi yang masih minim terhadap kesejahteraan nelayan setempat.

Tetapi secara keseluruhan Novel ini harus kita apresiasi, karena masih sedikitnya novel yang berkisah tentang Papua, keindahan , dan permasalahannya, terutama keindahan alam bawah lautnya. Selain itu Novel adalah bagian dari karya untuk keabadian. Sebagaimana kata Pramoedya Ananta Toer : JIka umurmu tak sepanjang umur dunia, maka sambunglah dengan tulisan.


( Dimuat di Jawa Pos minggu, 11 mei 2015 )


Judul Buku : Rindu Terpisah di Raja Ampat

Penulis   :  Kirana Kejora

Jumlah Halaman : 266 Halaman
Penerbit   :  Zettu
Jln. Raya Munjul No. 1 Cipayung Jakarta Timur
Tlp: 021-84309746


Arif Gumantia
Ketua Majelis Sastra Madiun
Twitter : @arifgumantia

Tidak ada komentar: