Masukan Nama Penyanyi - Judul Lagu

Mesin Cari Free Download Mp3 Gratis

Translate To Your Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Minggu, 04 Mei 2008

Di Bawah Matahari Yang Sama

Judul diatas penulis ambil dari judul lagu grup music asal Jerman SCORPION dengan Judul “Under the same sun”. Sebagai Pengingat kepada kita semua khususnya pemimpin-pemimpin kita bahwa Kita hidup dalam Negara Indonesia, menghuni tanah air yang sama, dan Di bawah Matahari yang sama,sehingga harus berusaha sekuat tenaga untuk bersikap adil kepada seluruh warga Negara Indonesia.Saat-saat seperti sekarang memang dibutuhkan sebuah kebijaksanaan yang tinggi bagi para pemimpin kita yang sebentar lagi akan ada Pemili di 2009. Saat Dimana harga BBM di tingkat dunia semakin tinggi harganya yang mau tidak mau pemerintah juga harus menaikkan harga BBM di dalam Negeri.
Berbicara tentang kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan apalgi tentang kepuasan bagi manusia memang tidak akan pernah ada habisnya. Karena pada dasarnya menurut Psikolog Abraham maslow tentang Teori pemuasan kebutuhan, dimana Hirarki kebutuhan manusia dimulai dari yang paling rendah, yaitu Pangan, Sandang, papan, terus ke tingkat rasa aman, dilanjutkan dengan kebutuhan akan interaksi social, lalu self esteem, dan terakhir adalah aktualisasi diri. Bagi seorang Pemimpin yang bijaksana harus bisa menyediakan kebutuhan dasar rakyatnya, pangan, sandang, dan papan dengan menjalankan sebuah program pembangunan yang bisa mencapai Tujuan tersebut.
Dalam hal ini ada sebuah kata bijak bagi seorang Pemimpin bahwa jadilah sekeras batu dalam mendidik diri sendiri, dan jadilah selembut air dalam melayani orang lain. Dalam hal ini penulis sempat tercengang saat membaca berita “ada 3 menteri dan ratusan pengusaha kelas kakap hadir di singapura untuk menghadiri acara pernikahan seorang konglomerat Indonesia, dengan Disuguhkan berlian-berlian superlangka”. Demikiankah cara seorang pejabat dan pemimpin dalam pemenuhan kebutuhan akan Self esteem dan aktualisasi diri mereka. Kenapa hanya mengacu pada satu ukuran yang bernama financial semata untuk mendapatkan kepuasan akan aktualisasi diri.
Di satu sisi kita lihat kehidupan di Pedesaan atau di pinggiran kota hanya menonton gemerlap sebuah mall, dimana ada sebuah gerai kopi dari amerika yang harga secangkir kopi sama dengan Hasil kerja mereka satu hari penuh baik di sawah maupun di jalanan. Bagaimana kita menjawab semua Paradoks ini. Sudah saatnya para pemimpin dan pengatur negeri kita tercinta ini, mengubah paradigm mereka semua, bahwa untuk membuat mereka terpenuhi kebutuhan level tertingginya pada self esteem dan Aktualisasi diri, bukan dari segi financial atau kekayaan materi semata, tetapi kepada seberapa besar kontribusi yang diberikan kepada bangsa dan Negara ini.
Abraham Lincoln, presiden Amerika penghapus perbudakan di Amerikan, terkenal dengan Ucapanya:”Apa yang sudah anda sumbangkan kepada Negara Ini?” itulah pertanyaan yang selalu ada dalam kalbu masing-masing pemimpin, pejabat, pegawai, dosen, guru, dan semua warga Negara Indonesia, Apa kontribusi yang sudah saya berikan pada negeri ini? Kalo kita sudah punya niat yang kuat maka apapun kontribusinya, seberapa pun besarnya, kepada lembaga terkecilpun mulai dari keluarga, Rukun Tetangga, Perusahaan Kita, bahkan Negara, dan kita sudah melakukannya dengan baik, maka kita akan merasa sangat “Kaya” dan sudah bisa duduk dalam level aktualisasi diri dalam diagram Maslow.
Dalam sebuah berita di Televisi, ada seorang guru di daerah terpencil yang rela menjadi guru honorer dengan gaji di bawah Rp. 300 ribu sebulan, Dia mengajar, mendidik murid-murid-nya dengan tekun dan tanggung jawab, meskipun harus dengan mencari kerja sampingan sebagai tukang Ojek, agar besuk masih bisa makan, sebuah perjuangan yang berat memang, Tapi dalam hal Kontribusi-nya dalam bidang Pendidikan adalah sangat tinggi, dan dia tidak perlu kaya setingkat menteri untuk mendapatkan self esteem dan aktualisasi diri. Ada sebuah pelajaran ataupun hikmah yang bisa kita ambil, bahwa aktualisasi diri tidaklah memerlukan sebuah kekayaan materi saja, dia bisa datang dari siapa saja, tanpa melihat pangkat, kekayaan, pangkat, dan jabatan.
Dalam sebuah Milis di antara teman-teman penulis, di mana Milis tersebut berisi dari satu alumni Matematika Universitas Brawijaya Malang, dengan latar pekerjaannya yang beragam, dalam setiap hari email yang masuk selalu berisi hal-hal sederhana, mungkin tentang tempat makan yang enak, kadang laporan sebuah perjalanan, membeli sebuah rumah baru, bagaimana menjadi ibu baru, kadang juga penulis ajak untuk menceritakan bagaimana bisa bertemu dengan Suami atau istri mereka sekarang.
Dalam milis tersebut, ada yang penulis tangkap bahwa dengan hanya menceritakan hal-hal yang sederhana, kadang bahkan ada seorang yang dulu naksir seseorang, tapi tidak mendapatkannya, karena yang ditaksir justru senang sama perantaranya, diceritakan dengan lepas dalam milis tersebut, menggambarkan bahwa dengan hal yang sangat sederhana akan terjadi apresiasi yang mendalam terhadap sebuah persahabatan. Persahabatan yang tidak akan pernah bisa digantikan uang.
Dari mils sederhana tersebut ada sebuah pelajaran yang tidak kita dapatkan saat kuliah bahwa tidak selamanya harta yang berlimpah membuat orang merasa “Kaya”. Kekayaan akan Pengetahuan, kekayaan akan Pesaraan empati terhadap penderitaan, Kekayaan akan kreatifitas, kekayaan akan kasih sayang ke sesame, ternyata bisa menjadikan kita semua berada pada level Aktualisasi Diri.
Sudah selayaknya para pemimpin yang ada di negeri ini baik dari tingkat terendah sampai tertinggi, mempelajari hal-hal yang sederhana ini, daripada membuat slogan-slogan yang bombastis yang sulit untuk mewujudkannya.ada sebuah Ilustrasi yang memikat dari seorang Sufi besar milik dunia EL Jalalludin Rumi tentang kehidupan:
“Hidup ini bagaikan bawang merah, di luarnya tampak kusam dan berdebu, begitu kita mulai iris perlahan, akan muncul warna putih, semakin dalam kita iris akan semakin putih…dan semakin putih,…dan pada akhirnya hanya tersisa air mata.”

Tidak ada komentar: