Masukan Nama Penyanyi - Judul Lagu

Mesin Cari Free Download Mp3 Gratis

Translate To Your Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Senin, 12 Oktober 2009

Kesederhanaan dalam Puisi-Puisi Dad Munirah. (kumpulan Puisi "Perkawinan Cinta")



Write a New Note
Kesederhanaan dalam Puisi-Puisi Dad Munirah. (kumpulan Puisi "Perkawinan Cinta")Share
Yesterday at 5:07pm | Edit Note | Delete
Berdasarkan pandangan Chairil Anwar nilai karya sastra ditentukan oleh sejauh mana ekspresi bahasanya sebagai bagiannya mampu mendukung ‘pokok’nya dalam hal ini gagasan yang mau disampaikan dalam suatu karya sastra.

Begitulah yang kita temukan dalam Buku kumpulan puisi “Perkawinan Cinta” karya Dad Munirah ini. Menurut sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda, yang ditulis dalam Epilog buku ini, Sajak yang indah tidak mesti dibangun dengan konsep puitika yang rumit. Sebab keindahan sebuah sajak pun dapat dibangun dengan puitika yang sederhana, bening dan komunikatif. Dan melalui buku kumpulan sajak ini, Dad Murniah (Nia), penyair yang juga peneliti dan pakar bahasa, telah membuktikannya.

Dad Murniah, lahir di Pontianak, 16 September 1959. keturunan Dayak Maanyan, Kalimantan Tengah. Masa kecil dihabiskan di Jakarta, Solo, dan Purwokerto. Menyelesaikan Pendidikan di SMA 1 Purbalingga, S1 Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Diponegoro, Semarang dan S2 di Universitas Indonesia. Telah lama menulis puisi ketika masih menjadi mahasiswi Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, tahun 1980-an, dengan memakai nama “Nia Samsihono” dan sering dimuat di media massa terbitang semarang. Beliau pernah menjadi kepala kantor bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara (2003-2007), dan kini menjadi Kepala Sub Bidang Informasi dan Publikasi Pusat Bahasa Depdiknas.

Sebagai seorang peneliti sastra dan pakar Bahasa, Dad Murniah (Nia), bisa saja mengambil diksi metaphora dengan bermain-main pada konsep puitika yang rumit, tetapi beliau lebih memilih yang sederhana, agar lebih mudah dicerna para pembaca. Dan tentunya sebagaimana Pendapat penyair legendaries Indonesia Chairil Anwar, akan lebih mudah menyampaikan gagasan pokoknya dalam Puisi tersebut. Seperti puisi dengan judul “Aku Sembunyikan “ di Bawah ini:

“Aku Sembunyikan” : buat F

Aku sembunyikan sarungmu
Supaya istrimu mencarinya
Tapi ternyata tidak dan itu menunjukkan
Bahwa aku lebih peduli

Aku sembunyikan sarungmu
Supaya ingatanmu tertinggal di sini
Dan jika aku rindu
Akan bergelung membisu di dalamya
Sambil menatapi kenangan-kenangan
Yang kita rangkai luruh satu per satu

Aku sembunyikan sarungmu
Agar semua orang tahu
Bahwa kamu pernah bersamaku
Mengukir cerita merangkai kata-kata
Menjadi mozaik yang tak puasnya terpandangi

Aku sembunyikan sarungmu
Karena dari itu aku tahu
Bahwa ada ikatan yang tak pernah sirna
Menyatu pada dua hati yang padu

Kegelisahan, kerinduan, dan Ada juga puisi dengan tema seksualitas. Diungkapkan dengan cara bertutur yang naratif dengan bahasa yang sederhana tetapi punya daya evokasi yang kuat. Daya Evokasi dalam puisi bisa diartikan secara mudah sebagai sebuah kekuatan dari kata yang di ambil atau kalimat yang dipungut untuk menjelaskan gagasan dari penyairnya. gagasan yang di maksud bisa juga tema yang ingin di sampaikan oleh penyair Puisi tentang seksualitasnya berbicara dengan terbuka, tanpa terjebak pada pornografi. Bahkan bisa memberikan pada pembaca tidak saja makna konseptual tapi juga makna imajinatif. Seperti pada puisi “Tutur kata”

Tutur Kata

Aku suka tatapmu
Yang jernih bagai telaga
Dan aku suka hitam mata yang kau bawa
Karena darinya aku dapat menjalin kata
Dengan getaran seribu bahasa

Lalu katamu
Aku suka seluruh dirimu
Tatap matamu, desah suaramu,
Getar bibirmu, hangat tubuhmu,
Aroma keringatmu, dan lender
Vaginamu……

Lalu
Debur ombak dengan lekuk gelombang
Terseret angin barat, dan adakah nyalimu
Mengarunginya?
Lalu
…………………………………………………..
……………………………………………

Banyak juga puisi Dad (nia) semacam sebuah catatan perjalanan yang dituangkan dalam puisi, berbicara tentang sebuah keindahan alam atau lokasi saat Dad (nia) bertugas ataupun saat berlibur. Kalimantan, jawa, lombok, bali, sulawesi, singapura, manila, wina, dan Praha. Puisi-puisinya merupakan deskripsi atas sebuah tempat juga kenangan-kenangan yang sangat mendalam dan berkesan bagi dad (nia). Seperti puisi yang ditulis di Kendari Sulawesi Tenggara dengan judul:

Arus Lasolo

Sunyi merambat dari pohon nipah ke nipah
Yang berjajar rapi di tepi sungai Lasolo
Ada cerita menjalar dalam aliran
Dari andowiya ke Tapunggaya
Tentang gadis Tolaki
Yang menumpahkan hasrat
Pada kilau purnama
Dan hentakan tari lulo

Ada dendang mengambang
Ke hilir dengan perlahan
Menyentuh daun-daun pakis
Dan runcing kulit buaya yang bersembunyi
Di antara batang-batang bakau
Bertutur tentang kesedihan
Dan ratapan istri
Saat suami bertukar kerling
Di pesta tari dan pongasi.
…………………………….
………………………………..

Secara keseluruhan 75 puisi yang ada dalam kumpulan buku puisi “perkawinan cinta” ini akan kita temukan sebuah kesederhanaan dalam berpuisi, tapi kesederhanaan yang bisa membuat terpesona dan mengesankan pembaca. Baik diksi-diksinya maupun citraan-citraannya. Memang menurut saya ada juga puisi yang masih bisa diperindah lagi baik dari segi pemilihan diksi, citraan maupun idiom. Tetapi secara keseluruhan buku puisi ini berhasil memberikan sentuhan estetika bagi para pembaca dan juga mentranformasikan kata-kata menjadi sebuah makna yang konseptual, imajinatif, sekaligus misterius. Sebuah buku kumpulan puisi yang layak kita miliki dan kita apresiasi.




*
Madiun, 12/09/2009
Arif Gumantia
Juru Tulis penggemar nasi pecel.

1 komentar:

is anin nazura mengatakan...

Ka .. aku suka ama puisi kaka yang judulnya KERINDUAN..