Masukan Nama Penyanyi - Judul Lagu

Mesin Cari Free Download Mp3 Gratis

Translate To Your Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Rabu, 04 Maret 2009

Belajar pada Mahatma Gandhi..

Di dinding makam mahatma Gandhi ada tulisan kata-2 mutiara almarhum yang dipahat dengan judul “seven social sins” (tujuh dosa social), yang kira-2 penulis terjemahkan dengan bebas sebagai berikut :
- Politics without principle ( Politik tanpa prinsip)
- Wealth without work ( Kekayaan tanpa kerja)
- Pleasure without conscience ( Kenikmatan tanpa nurani )
- Knowledge without character ( Pengetahuan tanpa karakter )
- Commerce without morality ( Bisnis tanpa moralitas )
- Science without humanity ( Ilmu pengetahuan tanpa kemanusiaan )
- Worship without sacrifice ( ibadah tanpa pengorbanan )

Kata-kata mutiara tersebut adalah sebuah esensi dari kehidupan kita, baik sebagai pribadi maupun dalam kehidupan kenegaraan kita, sebuah petuah yang sangat luar biasa, dan keluar dari jiwa yang kita sama-sama tahu jernih dalam hati, jiwa, dan pikiran Almarhum.

Gandhi memimpin rakyat India melepaskan diri dari penjajahan inggris, tidak dengan darah dan kekuatan Militer, namun dengan Resistensi anti-kekerasan (non-cooperation non-violent, civil disobedience). India mencapai kemerdekaan tahun 1947, namun meninggal dengan tragis dibunuh oleh seorang hindu fanatic di tahun 1947 juga.

Kalau kita melihat apa yang terjadi di sekitar kita, masih banyak perilaku-perilaku yang sesuai dengan 7 social sins tersebut di atas.
Ibadah tanpa pengorbanan, banyak yang asyik ber-ibadah secara khusyuk dengan Tuhan-nya tapi sedikit sekali mau berkorban untuk lingkungan sekitarnya apalagi negaranya, hanya memburu surga dengan kenikmatan diri sendiri, tanpa peduli kelaparan dan penderitaan yang mendera tetangganya. Berkorban di sini bukan dalam pengertian harus dengan tetesan darah dan air mata, tapi bisa dengan sumbangan pemikiran, sumbangan materi, atau sumbangan tenaga sesuai dengan kemampuannya.

Bisnis tanpa moralitas, kita bisa lihat bagaimana silang sengkarut dari penanganan Lumpur lapindo, dan masih banyak lagi Bisnis yang banyak mengejar untung dan memburu rente..tanpa peduli tentang moral.
Diasosiasikan dengan Kekayaan tanpa kerja maka yang tumbuh subur di negeri ini adalah bukan pengusaha yang punya kompetisi dan kompetensi yang tangguh, tapi lebih pada pengusaha yang hidup karena Kolusi dan nepotisme. Dan juga pada akhirnya akan bisa menumpuk kekayaan tanpa kerja, yang sekarang sama-sama kita lihat menimbulkan jurang kesenjangan social yang menganga.

Politik tanpa prinsip, sudah dari dulu memang politikus kita tanpa prinsip yang jelas, hanya mengejar kepentingan-kepentingan sesaat dalam hubungannya dengan kursi kekuasaan. Padahal dengan ber-politik yang benar dan dengan prinsip buat kemajuan masyarakat akan bisa menghasilkan sebuah pondasi system politik yang bermuara pada system Negara dan system hukum yang credible.
Dengan system politik tanpa prinsip ini akan lahirlah manusia-manusia hedonisme yang hanya memburu kenikmatan tanpa nurani. Bagaimana mereka punya Nurani kalo saat membicarakan tentang kemiskinan mereka breakfast di sebuah hotel bintang lima yang biayanya setara dengan sarapan ratusan orang miskin. Dan inilah yang sesungguhnya terjadi di negeri ini.

Dan dengan Ilmu pengetahuan tanpa kemanusiaan yang ada hanyalah penguasa-penguasa tekhnologi yang cerdik pandai tapi berdiri di awing-awang. Sebuah Ilmu pengetahuan yang tidak bisa menyeimbangkan antara sisi tekhnologi dan sisi humanioranya. Sehingga yang muncul adalah pengetahuan tanpa punya karakter bangsa. Kita hanya menjadi User, pemakai tanpa pernah mencipta. Contoh yang sangat nyata di depan mata..berapa juta Ponsel yang membanjiri pasar kita, tapi tak satupun ada yang produk kita sendiri. Kita hanya menjadi penonton dalam hingar bingar industri selular.

Dan kita hanya berharap adakah akan lahir Gandhi di Negara kita, ataukah satrio piningit yang konon katanya bisa membuat kita sejahtera benar-benar ada. Ataukah hanya sebuah angan-2 yang selalu tertunda.

Tidak ada komentar: