Lumpur-lumpur yang menyembur
Merayap mencari jalan menuju muara
Tapi sia-sia jua
Kaki-kaki gerimis yang jatuh dari langit
berlomba mencoba tunjukkan muara
Tak akan pernah bisa
Lumpur menerkam apa yang ada
Rumah, tanah, kuburan, mushola, dan kota
Lumpur tenggelamkan masa lalu dan masa depan kita
Para politisi datang silih berganti
Menawarkan ujung pelangi
Agar kami bisa membuat lukisan pagi
Pengusaha lalu lalang menyapa
Mencoba membawa sebongkah purnama
Untuk menemani malam-malam kami yang gulita
Dan Pejabat Negara bagai dewa
Membawakan sepotong surga
Agar anak-anak kami bisa sedikit tertawa
Semua berjanji bagai matahari
Tapi lelah kami sudah tak terperi
Mereka bagai kerumunan orang-orang telanjang
Yang menari-nari di atas ganti rugi
Madiun, 05/03/2009
(buat mbak Rini Asmoro)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar