Masukan Nama Penyanyi - Judul Lagu

Mesin Cari Free Download Mp3 Gratis

Translate To Your Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Rabu, 05 Agustus 2009

"The Fifties Selection" Antologi 20 Penyair.


Cogito ergo sum, aku berpikir, maka aku ada (Rene Descartes), mungkin inilah yang mendasari usaha dari Hendry Ch Bangun untuk mengumpulkan sejumlah puisi dalam antologi puisi yang dibukukan dengan judul “The Fifties selection” Antologi 20 penyair ini. Semangat inilah yang terus membuat para penyair ini selalu terus berkarya dengan berbagai kreativitas meskipun usia mereka sudah di atas 50 tahun.


Dalam antologi ini terdapat 20 penyair yang berusia antara 50 – 59 tahun. Dengan latar belakang sebagai penulis, wartawan, cerpenis, penyair yang telah dan masih berkarya di berbagai media. Ada yang sudah menerbitkan buku Puisi, kumpulan cerpen, novel, dan sebagainya. Mereka adalah Adhie M Massardi, Adri Darmaji Woko, Afrizal Anoda, Anny Djati W, Aryana SR, Dharmadi, Eka Budianta, Fakhrunnas MA Jabbar, Fatchurrahman Soehari, Hendry Ch Bangun, Heryus Saputro, Kurniawan Junaedhie, Linda Djuwita Djalil, MH Giyarno, Noorca M Massardi, Remy Soetansyah, Saut Poltak Tambunan, Sutan Iwan Soekri Munaf, Syafruddin Pernyata, dan Wahyu Wibowo. Yang masing-masing penyair menyertakan 7 – 10 puisi.


Sebagai seorang yang pernah Tinggal di istana negara Adhie M massardi menulis puisi dengan salah satu judulnya “Presiden Jatuh Lagi”. Meskipun puisi adalah multi tafsir di mana para pembaca bebas untuk menafsirkan tapi membaca puisi ini, ingatan kita langsung menuju saat Presiden Abdurahman wahid (Gus Dur) di jatuhkan. Di sini Penyair tidak sekedar menuliskan luapan emosi ataupun ekspresi jiwa tapi juga ingin menyampaikan sebuah pesan dengan kemasan yang sarat metafora. Yang salah satu baitnya :

…………………………….
Dua batalyon tentara menyongsong harapan
Suara sepatunya terdengar sampai kelurahan
Partai-partai politik membentangkan spanduk
Langitpun polusi kata-kata

‘Tapi pada kemana kupu-kupuku?’

“Presiden jatuh lagi” kata Radio.
………………………………..



Latar belakang sebagai jurnalis terlihat dalam puisi-puisi Kurniawan Junaidhie. Pengalamannya menyusuri kota-kota di penjuru dunia membuatnya menulis Puisi dengan
Judul “ Kota kesayangan’ dengat bait pertamanya..

Kupikir-pikir aku ini unggas
Terbang jauh di negeri orang
Kini balik: melihat diri di kolam
Terpukau melihat wajah sendiri yang muram

………….

Seakan memperlihatkan bahwa pengelanaannya di kota-kota dunia seperti sebuah perjalanan yang tidak pernah selesai. sebagaimana sebuah burung selalu akan rindu sarang untuk pulang. Dan selalu menyisakan sebuah pertanyaan yang tak terjawab tentang sebuah makna perjalanan hidup.



Antologi ini disusun secara alfabetis berdasarkan urutan abjad pengarang. Dan juga di beri kata pendahuluan oleh Dosen sastra di FIB Universitas Indonesia Maman S Mahayana, sehingga memudahkan kita untuk menikmati puisi demi puisi yang ada di antologi ‘The Fifties Selection” ini. Kita tentunya harus memberikan apresiasi yang tinggi pada para penyair ini, dimana di usianya yang sudah 50 tahun lebih masih tetap eksis dan berkarya untuk kemajuan sastra Indonesia. Dan menurut saya puisi-puisi yang ada dalam antologi ini indah, kontemplatif, dan sarat akan makna. Tidak hanya makna secara konseptual tapi juga makna secara imajinatif.



Dan di akhir esai ini akan saya tuliskan bait ke dua dari puisi Penyair Afrizal Anoda yang ada di dalam antologi ini dengan judul “Puisi No. 250309 (DOA)”

Tuhan, atau apalah Kau mesti kupanggil
Jangan dia meski dia ada
Dalam barisan-MU
Sejak kemarin
AMIN!


Ada ketakjuban dan paradoks dalam puisi ini.





Madiun, 04/08/2009
Arif Gumantia
Juru tulis yang suka nasi pecel

Tidak ada komentar: