Berjalan menapak di antara pinus
Yang berbaris di lereng wilis
tiupkan angin sampai ke lembah
Di sebuah desa tempat sawah dan tegalan yang merana
Aku menatap
Seorang petani berjalan menuju cakrawala
Dengan cangkul retak di pundak
Mencoba tuntaskan harapan yang ada
Di rumah
penuh dengan tumpukan jerami
Istrinya sibuk merajut kehidupan
Yang tersembunyi dan tak terjangkau
Sedang
Anaknya mencoret-coret mimpi
Masa depannya
Di atas sungai pasir yang kian mengering.
Lereng wilis, 27/08/2009
Arif Gumantia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar