Masukan Nama Penyanyi - Judul Lagu

Mesin Cari Free Download Mp3 Gratis

Translate To Your Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Senin, 24 Agustus 2009

Pahlawan di Televisi.


Masihkah kita ingat tentang Pahlawan? Di Peringatan HUT RI yang ke 64 ini. kalaupun kita ingat, bisakah kita memberikan makna dan membuat relevansi dengan kehidupan kita sekarang? dalam kategori-kategori yang bagaimana seseorang bisa disebut pahlawan? Pertanyaan-pertanyaan demikian selalu memenuhi kalbu kita, saat 17 agustus, 28 oktober, ataupun 10 nopember. Kalo pahlawan kita persempit maknanya hanya mereka yang berjuang menghadapi penjajah, maka hanya mereka yang hidup di jaman penjajahan dan revolusi kemerdekaan yang berhak menyandang gelar tersebut, maka akan selesai sampai di sini.

Akan tetapi, apabila pahlawan kita kontruksikan sebagai seseorang yang berjuang melawan ketidak adilan, kemiskinan, kerterbelakangan teknologi, pemerataan keadilan, peningkatan kecerdasan masyarakat, dan masalah-masalah yang aktual untuk kemakmuran rakyat, maka akan sangat relevan dengan kehidupan sekarang.

Dalam sebuah Note-nya di Facebook, Sutradara Film kita Mas Imam Tantowi menulis seperti ini :

Merdeka !!! Merdeka !!! Sekali merdeka tetap merdeka !!! Waktu stasion televisi cuma TVRI, setiap 17 Agustusan ramai dengan film-film perang perjuangan bangsa kita melawan penjajah Belanda, terakhir tadi pun TVRI masih setia menayangkan film karya Usmar Ismail..., Long March..., kisah suka duka perjalanan tentara Siliwangi dari daerah Jawa Barat ke kantong Republik di Jogyakarta.
Sementara stasion televisi yang lain juga menayangkan film-film perang, diantaranya : Saving private Ryan (Global TV), The Delta Force – 2 (SCTV), Dare devil (RCTI), ada juga film penyerangan Pearl Harbour...... Benar-benar film perjuangan bangsa lain.....
Merdeka. ..! Merdeka !


Sungguh sebuah keprihatinan bagi kita semua, Bagaimana sebuah Industri Media yang harusnya bisa memberikan sebuah pendidikan sejarah kepada Pemirsa, Tapi justru memutar kisah perjuangan Negara Lain. Dan inilah kalo hukum Pasar yang berbicara, karena setiap Stasiun Televisi hanya akan mengejar Laba dengan cara meningkatkan Rating yang tinggi, hingga para pengiklan berbondong-bondong datang.

Dan saya juga bertanya-tanya, masih adakah Produser yang punya niat untuk membuat Film Perjuangan melawan penjajah di era seperti ini? atau mungkin Pemerintah yang berinisiatif untuk membuatnya?

Maka kita lihat anak-anak kita dan generasi muda akan lebih mengenal Rambo daripada Jendral Sudirman.



Madiun, 20/08/2009
Arif Gumantia
MERDEKA!!!

Tidak ada komentar: